Langsa – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Langsa menggelar upacara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2015 di halaman kantor Jalan Prof A Majid Ibrahim No.100 Matang Seulimeng Kota Langsa, kemarin.
Kegiatan ini berlangsung khidmat dan lancar dalam kondisi para pegawai menjalankan ibadah puasa. Bertindak sebagai pembina upacara yakni Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Langsa AKBP Navri Yulenny, SH, MH dan pemimpin upacara Irdansyah HL.
Dalam amanat Kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar yang dibacakan Kepala BNN Kota Langsa Navri Yulenny, SH, MH dijelaskan, PBB pada tahun 2014 melapokan bahwa di seluruh dunia terdapat sekitar 162 sampai dengan 324 juta orang yang berusia produktif yang mengkonsumsi narkotika, dan kurang lebih 183 ribu orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkotika.
Selain itu, produksi narkotika di tingkat global juga terus meningkat dengan munculnya berbagi zat psikoaktif baru yang jumlahnya sekitar 354 jenis ini yang belum seluruhnya terjangkau oleh aturan hukum yang berlaku di setiap negara. Hal ini menjadi ancaman yang serius terhadap perkembangan dan peredaran narkoba kedepannya.
Dalam konteks nasional, Presiden Jokowi menyebutkan permasalahan narkotika di Indonesia telah memasuki fase darurat. Hal ini bisa diamati dari kejahatan narkotika yang terjadi hampir setiap harinya degan melibatkan warga negara indonesia atau warga negara asing.
“Permasalahan narkotika tidak akan dapat diselesaikan oleh pemerintah semata, melainkan harus melibatkan seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali,” jelasnya.
Untuk itu, beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam upaya penanganan narkoba yaitu, pemberian layanan rehabilitasi sebagai upaya pemulihan bagi pecandu. Hal lain adalah dengan pemberian hukuman yang berat terhadap penjahat narkotika. Serta penyitaan aset yang terkait dengan hasil tindak kejahatan narkotika.
Upaya lain adalah upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika adalah keluarga. Keluarga yang harmonis, penuh kedamaian, ketentraman dan kasih sayang. Sebab, keluarga yang sehat, kuat dan harmonis merupakan modal pokok bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan ketahanan nasional.[]
Kontributor: Suharmansyah