Kamis, 13 Pebruari 2014, BEKASI – Kepolosan anak sering dijadikan celah bagi para penjahat untuk merusak otak generasi muda penerus bangsa dengan narkoba, “Berbagai cara dilakukan oleh sindikat narkoba untuk mengalabuhi anak-anak, diantaranya dengan mengemas narkoba dalam bentuk permen karet, yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak. Untuk itu, bagi para pelajar, jangan jajan sembarangan,” kata Rotua Sihotang, dari BNN, dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di SDIT Al Ikhlas, Bekasi, kemarin.
Selanjutnya Rotua menjelaskan, kemasan yang menarik dan rasa yang enak seperti “strawbery meth” (permen beraroma strawbery yang merupakan narkoba clear berbentuk bulat) menjadi magnet bagi anak-anak untuk mencobanya, “Bahkan para penjahat narkoba seringkali memberikannya secara cuma-Cuma awalnya, setelah kecanduan mereka akan memaksa anak-anak itu untuk membeli dengan harga yang mahal,” jelas Rotua.
M. Nabil, siswa SDIT Al Ikhlas, merasa bingung, bagaimana cara mendeteksi bahwa makanan yang dibeli mengandung narkoba, “Saya dan teman-teman lain, mengalami kesulitan dalam mengetahui makanan/minuman yang kita makan tersebut mengandung zat berbahaya sejenis narkoba atau tidak,” Tanya Nabil, polos.
Yang terpenting, menurut Rotua, jangan sekalipun menerima pemberian makanan ataupun minuman apapun dari orang yang tidak dikenal, pemberian tersebut harus ditolak, “Namun bila ada indikasi pusing, mual, ataupun muntah setelah memakan atau meminum makanan tersebut segera beritahukan kepada orang tua ataupun guru untuk segera diperiksakan ke dokter,” ujar Rotua.
Sementara, menurut Arif, Aldy, dkk menghindari lingkungan pengguna narkoba dan jangan pernah memulai walaupun hanya untuk coba-coba menjadi langkah yang baik untuk menangkal penyalahgunaan narkoba, disamping ketrampilan menolak yang telah disampaikan sebelumnya.
Mereka sadar betul bahwa narkoba sangat berbahaya. Narkoba tidak hanya merusak otak tapi juga dapat menghancurkan cita-cita dan masa depan mereka, “Namun sekiranya telah menjadi korban penyalahguna narkoba, sebaiknya segera direhabilitasi untuk pemulihan dan bukan malah dipenjara,” imbau Rotua. (pas)