Kisah dari Seorang Pengguna Narkoba

0
942
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest

Kehidupan keluargaku, boleh dibilang sempurna. Setiap hari kedua orang tuaku dan guru-guru di sekolah berkali-kali memberikan nasehat, agar tidak salah dalam bergaul, menjauhi narkoba, minuman keras, dan dunia malam. Menurut orang tuaku, dunia malam itu indentik dengan dunia yang penuh kemaksiatan. Setiap orang tua memang begitu baik pada anaknya, mereka ingin anaknya menjadi baik dan bertaqwa. “Tapi aku tak pernah mendengarnya”

Usia ku waktu itu baru 17 tahun, usia yang masih sangat labil, mudah dipengaruhi oleh siapa saja? Seperti diriku, hanya karena tidak enak dengan teman, akhirnya menuruti permintaan seorang teman untuk menghisap daun kering bernama ganja.

Itulah awal penderitaan, karena aku tak bisa menjaga diri sendiri. Jalan kehidupan tak lagi berpijak pada pondasi agama yang ku anut. “Di mataku tak ada yang batil, semua pekerjaan adalah halal asalkan tak merugikan orang lain.
Karakter ku saat itu benar-benar hancul. Tiap malam aku mulai nongkrong di tempat remang-remang untuk menikmati ganja. Memang ku akui, setiap usai pakai barang-barang tersebut, aku merasa enak, enjoy, nge-fly, nyaman, dan hidup terasa indah sehingga menjadi ketagihan untuk terus memakainya. “Apalagi ganja di kampung ku, begitu mudah mereka menjualnya”.

Makin lama, aku mulai bosan dengan ganja. Aku ingin mencoba kelas tinggi seperti sabu-sabu, heroin, putaw, dll. Mulailah aku mencari dimana barang-barang itu bisa didapatkan. Dalam tempo 6 bulan berbagai jenis pun mulai kucoba dan pada akhirnya kebiasaan itu membuatku menjadi seorang pecandu narkoba. Ketika itu, aku benar-benar merasakan nikmatnya surga duniawi.

Aku pun harus memutarkan otak, bagaimana mencari uang untuk membeli obat-obat tersebut. Tak piker panjang tanpa pamit pada orang tua. Aku memutuskan meninggalkan desa hijrah ke kota. Singkat cerita, tibalah aku disebuah kota. Setelah berhari-hari mencari pekerjaan, ku dapatkan sebagai petugas keamanan di sebuah tempat hiburan malam.
Setahun kemudian….

Karena kebiasaan nongkrong di tempat-tempat hiburan, para pengunjung tentu sangat mengenal aku. Hingga suatu ketika, datanglah seorang lelaki setengah baya, bertampan pak bos. Lelaki itu menghampiri ku, yang sedang mengamati tingkah laku para pengunjung.

Selamat malam, apa khabar? khabar baik pak. Lelaki itu memperkenalkan dirinya, nama saya Dedoh. Setiap saya datang kesini, saya memperhatikan Anda seorang pekerja yang baik. “Dari mana Bapak tahu tentang saya?”

“Sudahlah tak perlu dari mana saya tahu. Saya ingin mengaja Anda berbisnis dengan saya. “Gajinya bisa mencapai 10-15 juta dalam sebulan dan tidak meganggu pekerjaan anda saat ini”. Kalau anda mau, pukul 10.00 wib temuin saya di ujung sana. “Bisnis apa Bapak?” Nanti kita bicarakan lebih detil. Seketika wajahku berubah, saat mendengar tawaran gaji yang menggiurkan itu.

Bagaimana sudah ada keputusan, kata yang keluar dari mulut bapak itu, saat aku menemuinnya. “Sudah”? Lalu “Bisnis apa yang Bapak tawarkan ke saya?” “Mudah sekali, cari gadis cantik yang mau bekerja dengan Bapak”. Penampilannya harus menarik, jika berasil kamu saya berikan fee. “Kalau sudah ketemu hubungi saya” sambil bapak itu menyedorkan secarik kertasi kecil berisi nomor HP.

Mulailah aku berpetualangan mendekati gadis-gadis cantik, sambil mengiming-ngiming penghasilan besar yang bakal diterima. Mangsa yang ku sasar, terutama gadis-gadis yang sedang terjepit ekonomi, sedang membutuhkan uang banyak. Singkat cerita, bisnis haram itu ku jalankan hampir 4 tahun tanpa ada rintangan. “Uang yang kudapatkan, ku gunakan untuk membeli shabu, heroin, dan putaw”. Dan sampai sekarang, akupun tak pernah tahu, untuk apa Bapak itu merekrut gadis-gadis cantik.

10 Tahun Kemudian..

Tak terasa usia ku sekarang sudah 31 tahun. Empat belas tahun aku menjadi seorang pecandu narkoba. “Akal sehat dan nalar benar-benar telah tertutup.” Hari demi hari masalah-masalah mulai bermunculan. Aku pusing tujuh keliling. Fisik dan jiwaku mulai aneh-aneh..!

Kemana aku harus mengadu, aku juga tak tahu. Mengadu ke orang tua tidak mungkin, takut aku dicela. Kepada Tuhan, perbuatan ku selama ini jauh dari norma-normaNya. Dalam kondisi yang serba kacau itu, “aku tetap mengkonsumsi narkoba”.

Sebelumnya, tak terpikir bahwa kebiasaan burukku itu akan dapat merusak seluruh jiwa ragaku dan aku pun tidak menyadari bahwa semua itu akan berakibat fatal. Yang kurasakan saat itu adalah merasa menjadi manusia hebat, yang sebenarnya hal itu adalah pengaruh dari narkoba yang ku konsumsi saja.

Selama memakai narkoba, banyak pengalaman pahit yang aku dapatkan dan sampai sekarang pun masih terbayang-bayang jelas dalam ingatan yaitu ketika banyak dari teman akrabku yang meninggal karena overdosis.

Saat itu aku benar-benar merasa kehilangan akan tetapi hal itu justru membuat kecintaanku terhadap narkoba semakin erat. Ketika sehari tidak mengkonsumsi narkoba, aku justru merasa sesuatu yang sangat berarti hilang dalam hidupku.
Pada tahun 20014, ketergantunganku terhadap narkoba semakin menjadi. Sehari saja tidak mengkonsumsi, tubuh langsung terasa lemas dan malas, membaca tidak konsentrasi dan aku merasa perubahan dari pribadi, sikap dan cara berpikirku.

Baru aku sadar, ternyata obat- obatan itu sangat berbahaya dan bisa merenggut nyawaku kapan saja. Akupun mulai sadar akan kecerobohanku selama ini dan timbul niat untuk meninggalkan dunia hitam yang selama ini kujalani karena gara-gara narkoba, hubunganku dengan keluarga terutama orang tua dan teman menjadi renggang. Bahkan aku pun merasa jauh, amat jauh dari Tuhan. Namun, rupanya untuk keluar dari dunia hitam itu bukanlah hal yang mudah karena aku sudah sangat ketergantungan dengan narkoba.

Hingga pada akhirnya, di tahun 2015 tepatnya pada bulan Februari aku jatuh sakit. Kejadian itu berawal ketika aku main di tempat temanku. Sekitar pukul 04.40, aku datang ke rumah salah seorang teman dan di sana kami bermaksud memakai shabu yang aku bawa. Setelah menikmati shabu itu, kami bercanda dan tertawa. Namun tiba-tiba aku merasa tubuhku melemah dan tidak berdaya.

Baru pada pukul 10.00 malam aku memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah aku kembali memakai shabu. Saat itu aku langsung panas dingin. Nafas pendek dan didera rasa ketakutan yang begitu hebat. Beruntung saat itu, seorang teman datang ke kamar kost. Mengetahui kondisiku yang pucat pasi, langsung membawaku ke rumah sakit. Tiada pilihan lain aku harus opname. Hingga sebulan lamanya.

Sewaktu opname aku selalu muntah-muntah. Badan menggigil kedinginan. Bahkan 3 – 5 selimut tak mampu menghilangkan rasa dingin di tubuhku. Dokter mengatakan bahwa aku menderita leukosit (kelainan pada darah), sepsis juga liver. Kepada teman, dokter kembali mengatakan jika harapan hidupku hanya tinggal sepenggal. Tinggal lima persen. Hal itu juga diperkuat dengan meninggalnya 4 pasien dengan penyakit yang sama, yang juga dirawat satu ruangan denganku.

Benar adanya, penyesalan selalu datang terlambat. Aku baru sadar, kalau jalan yang ku jalani selama ini telah merusak diri sendiri dan masa depanku. Tapi apa mau dikata, aku pun hanya bisa pasrah dengan apa yang menanti esok hari. Kematian! “Sekali-kali aku memanggil-manggil ibuku”.

Berita kesakitan datang ke orang tuaku di kampung. Esok harinya ibu datang ke rumah sakit, tempat aku dirawat. Sejak ibu ada disisiku, badan terasa segar dan enak. Kecemasanku mulai hilang. Dalam tempo 5 hari sejak itu, aku diperbolehkan pulang. Dalam hati aku bertanya, apakah ajal ku sudah dekat sehingga pihak rumah sakit memulangkan aku?

Setelah pulang dari rumah sakit. Kondisiku belum sepenuhnya normal. Kemudian ibu membawaku ke tempat rehabilitasi BNN. Setelah 3 bulan aku menjalani proses penyembuhan disana. Kondisiku sekarang benar-benar normal. Sekarang, aku insaf dan bersumpah tak mengulangi lagi.

Aku ingin hidup sehat dan normal, layaknya orang lain. Waktu berjalan. Perubahan pun terjadi. Dulu menjadi pecandu narkoba. Kini sudah ku tinggalkan. Kini aku ingin mengajak teman-temanku agar mereka tidak menyentuh barang haram tersebut. Semoga niat mulia ku mendapat ridha Allah.

*Kisah dari seorang penyalah guna narkoba

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.