Peredaran dan penyalahgunaan narkoba dikalangan anak-anak, pelajar hingga remaja terus meningkat. Tentu saja fenomena ini merupakan mimpi buruk bagi orangtua. Masa depan berantakan atau nyawa melayang bisa menjadi taruhannya. Terkadang orang tua tak sadar anaknya terkena narkoba. Lantas bagaimana ciri-ciri anak terjerat narkoba?
Narkoba atau Napza yang berarti narkotika, psikotropika dan zat aditif merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain menimbulkan kecanduan, efek jangka panjang penggunaan narkoba bisa menyebabkan berbagai macam penyakit mematikan seperti ginjal, lever, paru-paru dan jantung. Bahkan dampak dari narkoba ini secara berlebihan bisa menyebabkan kematian.
Macam Narkoba
Adapun beberapa macam narkoba dan golongan narkoba yang sering digunakan oleh pemakai narkoba diantaranya :
- Depresan. Contohnya morfin, heroin dan putaw. Bahan narkoba jenis ini bisa menekan system-sistem saraf pusat sehingga pemakai akan merasakan ketenangan sesaat atau tertidur serta tak sadarkan diri.
- Stimulant. Contohnya kafein, kokain, amphetamine, sabu-sabu dan ekstasi. Narkoba jenis ini berkerja secara cepat untuk merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan yang tinggi.
- Halusinogen. Contohnya mariyuanan, ganja dan LSD (lysergic Acid Diethylamide). Narkoba jenis ini bisa mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Pemakai akan merasakan ketenangan luar biasa dilanjutkan dengan imajinasi tinggi yang bisa mengakibatkan perilaku tidak wajar.
Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja terlibat penyalahgunakan narkoba, diantaranya adalah :
- Faktor stress. Anak-anak bisa mengalami depresi jika mendapatkan tekanan yang bertubi-tubi. Terkadang orangtua tidak mempedulikan keinginan melakukan apa yang disukai seorang anak. Apalagi jika orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadinya. Situai inilah yang membuat anak lari menggunakan narkoba untuk mencari ketenangan sesaat.
- Teman pergaulan. Menurut piyoto Subur, petugas lapangan KIOS, hasrat seseorang anak yang selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru ditambah lingkungan pergaulan yang sudah lebih dulu menggunakan narkoba biasa membuat mereka ikut terjerumus.
CIRI-CIRI
Seringkali orangtua tidak menyadari anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba. Mereka biasanya baru sadar jika anak mengalami over dosis. Sebagai orang tua, upaya pencegahan masih bisa dilakukan salah satunya dengan mengenali sejak dini penyalah gunaan narkoba pada anak.
Seperti apa gejalanya? Dijelaskan A. Kasandra Putranto, psikolog dari Kasandra Associates Jakarata, ada beberapa ciri fisik dan perilaku yang bisa dilihat jika anak sudah terlibat penyalahgunaan narkoba. Berikut ciri fisik serta dampaknya jika seseorang tekena narkoba :
- Mata merah. Ini menjadi cirri fisik yang paling sering terjadi untuk semua jenis pemakaian narkoba.
- Bau badan. Biasanya pemakai berkeringat dan memiliki bau badan khas atau menyengat. Mereka yang memakai putaw biasanya jarang mandi dan baju yang dipakai itu-itu saja. Selain itu rambut lebih terlihat berminyak dan mudah rontok.
- Pernapasan lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan pemakai mengambil napas cepat seperti setelah berolahraga.
Selain ciri fisik, ada juga perilaku yang mengindikasikan seseorang mulai menggunakan narkoba, diantaranya :
- Aktivitas tidur terganggu. Pengguna narkoba biasanya sering tidur atau bermalas-malasan sepanjang hari atau sebaliknya.
- Perubahan perilaku makan dan minum. Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makan atau makan secara berlebih.
- Menjadi pribadi emosional dan sensitive. Pemakai narkoba lebih cepat tersinggung. Kesalahan kecil dari orang lain dianggap sebagai masalah besar yang mengganggu kepentingannya.
- Kekacauan cara berpikir. Bagi mereka yang rutin menggunakan obat terlarang, biasanya cara berpikirnya kacau dan sulit berkonsentrasi.
- Perubahan peer. Lingkungan pergaulan mereka lama-lama akan berubah drastis
- Kebutuhan uang bertambah. Pemakai narkoba biasanya mulai merongrong keluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk membayar sesuatu.
Mengatasi
Jika buah hati tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Anda tak perlu bersikap tertutup. Sebaiknya hubungi orang yang ahli di bidang upaya penanggulangan narkoba seperti dokter, konselor dan praktisi narkoba. Selain itu pengobatan detoksifikasi untuk menghentikan kecanduan narkoba harus dilakukan agar zat yang membahayakan tubuh bisa dibersihkan secara bertahap.
Meskipun demikian, pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat penyalahgunaan narkoba. Peran serta orang tua di rumah diharapkan menjadi pondasi utama membentuk kepribadian seorang anak. Orang tua wajib memberikan pengetahuan dan bahaya dari penggunaan narkoba sedini mungkin terhadap anak-anaknya. Sehingga tanpa dilarang atau diberi ancaman, mereka akan menyadari bahaya yang akan terjadi di kehidupannya baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. (sumber: pantirehab)