Selasa, 4 Maret 2014, JAKARTA – Berbicara masalah narkoba ternyata tidak hanya sekedar jenis yang ilegal seperti ganja, heroin, enjoyment dan sebagainya. Namun ternyata banyak sekali jenis obat-obatan keras yang termasuk dalam daftar obat resep yang sangat sering disalahgunakan oleh banyak kalangan. Hal ini terungkap dalam diskusi yang dilakukan tim pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan para murid dan guru PKBM Rumah Belajar Cilincing, kemarin.
“Obat seperti tramadol dan dextro biasa digunakan oleh teman-teman yang suka mabok. Kalau udah pake biasanya malah susah nyambung kalau ngomong dengan mereka,” ujar Reza, salah seorang siswa Rumah Belajar Cilincing.
Hal yang sama juga disampaikan oleh siswi lainnya, Tati yang menyatakan, bahwa obat-obatan seperti itu sangat mudah didapatkan,“Selain yang disebutkan tadi ada juga heximer yang berwarna kuning. Ini bisa kita beli di ‘apotik eceran’ alias warung-warung di pinggir jalan,” ujarnya sambil menerangkan ciri-ciri obat yang dimaksud saat ditanyai oleh narasumber dari BNN.
Dr. Esther Sinsuw yang hadir bersama tim pencegahan menekankan kepada para siswa maupun guru agar mewaspadai jenis obat-obat keras ini. Menurutnya, obat-obatan ini juga sama berbahayanya seperti jenis narkoba ilegal lainnya bila disalahgunakan,“Pada faktanya kecanduan jenis obat-obatan ini juga sulit untuk dihentikan dan juga bisa berakibat fatal. Selain itu sering juga yang beredar adalah jenis obat palsu yang justru tidak jelas juntrungan komposisinya,” kata Esther.
Terkait dengan upaya pencegahan, Siti Alfiasih, dari BNN, mengingatkan posisi rentan para siswa yang mayoritas adalah para remaja yang sebagian berlatar belakang komunitas nelayan dan anak jalanan,“Dalam lingkungan dan situasi yang relatif kurangnya pengawasan dari orang tua dan komunitas, anak-anak ini menjadi sangat rentan. Namun bila mendapat pemahaman yang benar dan tepat mereka justru dapat berperan sebagai motivator bagi sebayanya,” ujar Siti.
Siti menerangkan, bahwa BNN sendiri memiliki komitmen untuk ikut terlibat dalam pembinaan anak-anak ini, khususnya agar dapat memiliki pemikiran dan sikap menolak narkoba serta dapat menularkannya ke lingkup yang lebih luas,“Ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Kita sedang merancang dan merencanakan module yang berkesinambungan untuk membangun jejaring pusat kegiatan anti narkoba bagi anak-anak ini di wilayah ini ke depannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Sudirman, juga dari BNN, yang bersentuhan langsung dalam pelaksanaan module pencegahan narkoba di wilayah ini menyatakan perlunya sinergi dengan berbagai pihak yang terkait,“Seperti masalah peredaran obat-obat keras tadi, harus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Sinergitas yang terjalin akan semakin memperkuat barisan kita dalam memberantas dan mencegah penyalahgunaan narkoba,” ujarnya. (pas)